Selasa, 14 Desember 2010

point blank

 POINT BLANK

Point Blank Indonesia Cheats, Point Blank Cheat Codes, Hints Cheat Point Blank Indonesia Secrets & Private Servers

Find the Point Blank Map
In quest mode, start a new game and go down Until you see a raft. Run over it to get the map.
Point Blank More Extra Points
When playing the cuckoo bird stage in Point Blank, shoot the weathercock on top of the roof to gain extra points
Cheat Point Blank Indonesia Extra Hit Points
In the Octopus stage, Can you shoot the crab for Some bonus hit points.
In any of the stuffed toy stages, Can you repeatedly shoot the glass That shows your target and get many bonus hit points.

In most of the criminal stages, Can you shoot out the windows of cars or buildings and get many extra hit points.
If you shoot out a window Pls help a criminal pops up, you get more than Can Also 100% accuracy and get more points.
Point Blank Extra Hit Points ... method 2
In the criminal level of Nowhere you are moving down the Corridor of a hotel. If you shoot the lights on the ceiling you will from the gain extra hit points you score Thus boosting.

Cheat Point Blank Indonesia Power and Power Machine Gun Shotgun
The Power Shotgun and Machine Gun Power in Quest Mode are found in the last level. You go to the second town (The town without the inn) and head south along the eastern edge of trees.
About half way Between That Town and the small hut, There Will Be a secret entrance into the forest. You must navigate through the forest maze and get into the large pond on the other side.
Once you get there, head just north of the uppermost ducks in the pond and near the center. Should you search around and find the Power Shotgun. Then, travel south through the pond and you Should find the Power Machine Gun.

 

Indonesia vs Filifina

Siapa Yang Menang? Indonesia -vs- Filipina

Seperti yang kita ketahui bahwasanya nanti Indonesia akan melawan Filipina pada Semi-Final Piala AFF Suzuki Cup 2010 dimana pertandingan Indonesia VS PHILIPINA akan digelar pada tanggal 16 Desember 2010 untuk Leg I dan pada tanggal 19 Desember 2010 untuk Leg II.
Dikutip dari sosialita.co.cc, bahwa secara Head to Head “Indonesia dan Filipina bertemu sebanyak 17 kali dari tahun 1958 sampai tahun 2002. Indonesia meraih 16 kemenangan dengan 1 kali seri dan belum pernah kalah sama sekali melawan Filipina. Bahkan pada pertemuan terakhir di event ini ketika masih bernama Piala Tiger, Indonesia menggilas Filipina dengan skor telak 13-1 di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 23 Desember 2002.”
Selain itu, berdasarkan statistik pertandingan yang ada di penyisihan grup, hasil yang didapat Indonesia lebih baik dari Filipina. Berikut statistik di penyisihan grup untuk Indonesia dan Filipina.
Hasil pertandingan Indonesia :
Indonesia – Malaysia : 5-1
Indonesia – Laos : 6-0
Indonesia – Thailand : 2-1
Hasil pertandingan Filipina :
Filipina – Singapura : 1-1
Filipina – Vietnam : 2-0
Filipina – Myanmar : 0-0
Berdasarkan beberapa data diatas, maka tidak diragukan lagi Indonesia akan memenangkan pertarungan ini. Yang menjadi pertanyaan, dengan skor berapa Indonesia akan menggilas Filipina kali ini.

Pemain naturalisasi Irfan Bachdim

IRFAN BACHDIM: “Darah dan Leluhur Saya Indonesia!”



IRFAN BACHDIM: "Saya berdarah Indonesia. Saya ingin main untuk timnas tanah leluhur saya."
Mendung menggayuti langit Jakarta pada Jumat pagi akhir Januari 2010. Irfan Haarys Bachdim duduk sendirian di kursi panjang lobi Graha Wisata Ragunan, Jakarta Selatan, tempat menginap para pemain Persija Jakarta. Notebook putih menemani kesendiriannya. Suasana sangat tenang.
Hanya ada sejumlah pemain Persija yang hendak menikmati hidangan menjelang makan siang seusai berlatih pagi hari. Di bagian lain lobi, Nouval Bachdim, ayah Irfan, asyik berbincang dengan Republika. Pembicaraan kami harus terputus ketika Asisten Manajer Persija Ferry Indrasyarief memanggil Nouval. ”Sebentar ya,” kata Nouval kepada Republika.
Mereka berdua pun naik ke lantai dua. Hanya berselang sekitar 10 menit, Nouval kembali turun. Ada gurat kekecewaan di wajah pria berdarah Yaman tersebut. Ia mendatangi anaknya, kemudian berbicara dengan bahasa Belanda. Irfan terlihat kecewa. Ia menundukkan kepalanya namun hanya sebentar. Tak lama, ia kembali larut dalam lagu yang didengarkannya lewat earphone dari notebook, sambil sesekali menggoyangkan kepala dan bersenandung.
“Persija belum berminat mengontrak anak saya. Sayang, padahal anak saya sudah suka dengan klub ini,” ucap Noval. Republika pun menghampiri anak ketiga pasangan Noval Bachdim-Hester Van Dijk itu. Irfan mengaku menerima keputusan manajemen Persija yang belum berminat mengontraknya. “Tidak mengapa, saya bisa pulang dan berlatih di Belanda dan kembali mencoba lagi musim depan,” ucapnya santai. Saat ditanya mengapa ingin bermain di Indonesia, tanpa ragu dia menjawab, “Saya berdarah Indonesia. Saya ingin bermain untuk tim nasional tanah leluhur saya.”
Sebenarnya Benny Dolo, pelatih Persija, kepincut dengan aksi Irfan. Hanya saja, Persija butuh pemain berkarakter penuntas serangan sekaligus paham dengan atmosfer Liga Super Indonesia. Sementara Irfan dinilai lebih pas sebagai second striker atau gelandang serang. Irfan sebelumnya juga tak lolos seleksi di Persib Bandung. Jaya Hartono, pelatih Persib, menilai Irfan tidak cocok dengan skema permainan Persib.
Saat itu, Irfan bukanlah siapa-siapa. Striker Amsterdam kelahiran 11 Agustus 1988 ini
memang belum paham atmosfer sepak bola Indonesia. Dia hanya sempat mengecap atmosfer sepak bola Belanda. Setelah menimba ilmu di akademi sepak bola Ajax pada 1999-2001, Irfan membela klub SV Argon, tak jauh dari tempat tinggalnya di Mijdrecht.
Aksinya membuat pemandu bakat FC Utrecht kepincut. Irfan ditarik memperkuat tim junior Utrecht pada 2005. Badan Tim Nasional PSSI yang mengikuti perkembangannya memasukkan Irfan ke dalam timnas U-23 yang kebetulan berlatih di Belanda untuk persiapan ASEAN Games 2006. Sayang, cedera membuatnya batal memperkuat tim Merah Putih.
Kiprahnya di Utrecht berlanjut ke tim senior. Lagi-lagi cedera membuat kontraknya tak diperpanjang. Tahun 2009 ia memperkuat HFC Haarlem yang kemudian bangkrut. Irfan kembali ke SV Argon. Namun, ia terus berupaya mencari klub profesional di Indonesia.
Jalan untuk merumput di Indonesia mulai terbuka ketika sekelompok orang yang peduli terhadap perkembangan sepak bola nasional menggelar laga amal dengan label PSSI Tandingan. Irfan bersama sejumlah pemain asing berdarah Indonesia diajak berpartisipasi pada laga amal di Malang dan Surabaya pada 4 dan 7 Agustus 2010. Irfan yang memperkuat Garuda Merah mencetak dua gol dan membawa timnya menang 4-1 atas Garuda Putih di Malang.
Aksi Irfan direkam tim pelatih timnas. Namun, asisten pelatih timnas Wolfgang Pikal menyebut Irfan masih butuh waktu untuk masuk timnas. Sebaliknya, pelatih Persema Malang Timo Scheunemann tidak berpikir panjang. Irfan pun direkrut memperkuat Persema di Liga Super Indonesia.
Irfan membuktikan pilihan Timo tak salah. Tiga gol disumbangkan pemain bertinggi 172 cm ini dari delapan laga Persema. Pelatih timnas Alfred Riedl pun kemudian memanggil namanya di pemusatan latihan terakhir timnas menjelang Piala AFF 2010 yang berlangsung awal November. “Saya terkejut dan tidak menyangka. Saya akan maksimal karena ini mimpi saya yang menjadi nyata,” kata Irfan kepada Republika.
Semua berlangsung begitu cepat. Sebulan setelah menjalani pelatnas, Irfan langsung mencuri hati Riedl. Ia menjadi pilihan pertama Riedl di lini depan bersama striker naturalisasi Cristian Gonzales. Bambang Pamungkas, striker langganan timnas, harus menepi ke bangku cadangan. Dua gol ke gawang Malaysia dan Laos menjadi ajang pembuktian Irfan.
Ia pun menjadi idola baru. Bukan hanya penggemar sepak bola, anak-anak remaja putri mulai mengidolakan Irfan. Wajah blasteran dan mata biru Irfan menjadi daya tarik para anak baru gede itu. Tidak ada lagi keheningan seperti di Ragunan 10 bulan silam. Sekarang, setiap usai sesi latihan timnas, Irfan diserbu awak media maupun puluhan penggemarnya. Hotel Sultan tempat menginap skuat timnas Indonesia tidak luput dari serbuan para penggemar Irfan. Di ranah maya, akun facebook dan twitter Irfan juga menjadi sasaran ribuan penggemarnya.
Nama Irfan bahkan sudah merambah ke berita selebritis. Sejumlah tayangan infotainment tak ketinggalan mengeksposenya, seolah-olah keberhasilan Indonesia lolos ke semifinal Piala AFF 2010 atas jasa Irfan semata. Irfan dengan bijak menyikapi hal ini. Ia bahkan meminta media tidak terlalu membesar-besarkan namanya. “Ini kerja tim, bukan saya sendiri. Saya berharap orang-orang tidak lebay. Saya bukanlah siapa-siapa,” ucap Irfan.*
Sumber: Republika